BANGGAR DPRD Manado Temukan Proyek “Mubasir” di Dua Puskesmas

oleh -14 Dilihat
oleh

MANADO – Lembaga DPRD Kota Manado, dalam hal ini Badan Anggaran (BANGGAR) meninjau langsung sejumlah puskesmas yang berlokasi di Teling Atas dan Kombos.

Aksi turun lapangan ini menindaklanjuti laporan pertanggungjawaban APBD Tahun 2019 yang sementara dibahas oleh BANGGAR dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Manado.

Para legislator yang terlibat dalam kegiatan turun lapangan itu yakni, Jein Sumilat, Jeane Laluyan, Jurani Rurubua, Rosalita Manday, Royke Anter, Jimmy Gosal, Arthur Rahasia dan Iwan Marlian.

Terpantau, saat berada di Puskesmas Teling Atas, para wakil rakyat itu mendapati bangunan terdiri dari dua ruangan yang merupakan tempat pembakaran sampah medis tidak terpakai sejak dibangun pada Desember 2019.

“Ini proyek mubasir. Dibangun dengan anggaran yang cukup besar tapi tidak difungsikan. Ini namanya buang-buang anggaran kalau bangunan itu tidak dimanfaatkan,” kata Jein Sumilat.

IPAL Puskesmas Teling Atas
IPAL Puskesmas Teling Atas

Tak hanya itu, mereka pun menemukan Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sudah tidak berfungsi.

“IPAL ini pernah digunakan. Tapi karena bangunan puskesmas ini direnovasi, setelah itu belum bisa dipakai. Ada saluran yang belum dipasang. Dan sampah medis saat ini kami kumpulkan dan dijemput oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup),” ujar dr Youla Umboh, kepala Puskesmas Teling Atas yang mendampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dr Ivan Sumenda Marthen.

Temuan yang sama juga di Puskesmas Kombos. Mereka mendapati bangunan yang harusnya difungsikan sebagai tempat pembakaran sampah medis tidak diberdayakan. Padahal, menurut para petugas kesehatan di puskesmas itu, sering melayani persalinan.

Temuan lainnya, APD yang diberikan oleh Dinkes Kota Manado, hanya 1 pakaian kategori cuci pakai untuk masing-masing petugas medis yang ditempati di ruang persalinan.

“Masing-masing perawat hanya mendapat 1 pakaian APD. Dan inisiatif kami untuk membeli sendiri 2 jas hujan untuk pengganti pakaian APD,” tutur salah satu perwatan.

Mendengar hal itu, Jurani Rurubua pun terkejut. Menurutnya, petugas medis rentan terpapar Covid-19 bila tidak dibekali APD yang sesuai standar.

“Kasihan mereka ini. Mereka seharusnya mendapatkan APD yang banyak. Takutnya, mereka terjangkit Covid-19 dan berpotensi menularkan kepada keluarganya,” ungkap Jurani. (wlk)

No More Posts Available.

No more pages to load.