manadotempo—Mengenaskan nasib Max Suawa (64), opa asal Paso, Jaga IX, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa. Pasalnya, Jumat (1/12), ia ditemukan tinggal tulang di kompleks Perkebunan Toulangkow, Kelurahan Lahendong, Tomohon.
Informasi didapat, jazad Suawa pertama kali ditemukan Marthen Mende warga Kelurahan Lahendong, Lingkungan III saat hendak ke kebun yang baru dibelinya; bersama
Mayat Tinggal Tengkorak Ditemukan Tergantung di Perkebunan Toulangkow Tomohon Selatan Meidi Karepouan.
Saksi melihat mayat dalam kondisi mengenaskan posisi tergantung dan tinggal tengkorak serta sebagian tulang berserakan di tanah. Kemudian langsung melaporkan hal ini ke pemerintah setempat serta aparat hukum.
Kapolsek Tomohon Selatan Iptu Teddy Lengkey bersama anggota dan Unit Identifikasi Polres Tomohon langsung menuju ke TKP dan melakukan evakuasi serta identifikasi korban.
“Hal (identitas korban) tersebut berdasarkan hasil olah TKP. Saat itu ditemukan ponsel dan rokok yang diduga milik korban,” kata Kapolres Tomohon AKB IK Agus Kusmayadi.
Menurutnya, saat ditelusuri, ada nomor panggilan dengan kontak ‘Ibu Pen’. “Setelah dihubungi, (pemilik nomor kontak) bernama Syane Rumangkang, warga Paso, Remboken, yang adalah keluarga korban,” bebernya.
Lanjut Kusmayadi, mendengar kabar tersebut, pihak keluarga langsung menuju ke mapolres. Usai melihat barang peninggalan korban, pihak keluarga membenarkan korban merupakan Max Suawa yang sementara dicari karena menghilang selama sebulan.
“Hal tersebut berdasarkan ciri-ciri korban yang memiliki ponsel warna putih, memakai topi bertuliskan F1 dan sandal yang dipakai korban,” bebernya.
“Pihak keluarga korban menerima peristiwa tersebut sebagai musibah dan telah membuat berita acara penolakan untuk dilakukan autopsi,” kuncinya. (nai)