Kisruh Lapangan Jambore, Usulan Tua-Tua Kampung Diminta Dihargai

oleh -15 Dilihat
oleh

Manadotempo, Winangun-Penolakkan warga Winangun I tepatnya Jambore, makin menjadi. Ini menyusul, Pemkot Manado melalui program Dispora merencanakan merubah fungsi lapangan Sepak Bola di Jambore Winangun I, “menjadi” lapangan basket.

foto ist

Penolakkan warga, karena ukuran lapangan sepakbola Jambore sudah tepat dan pas, namun sebagiannya harus dibangun lapangan basket yang pasti akan di cor beton.
Pelak saja, kondisi tersebut menjadi pembicaraan dan penolakka para tokoh-tokoh dan tua-tua kampung-masyarakat Winangun.
“Kami mewakili tua-tua kampung winangun jambore menklem tidak setuju dengan pembuatan lapangan basket karena ini lapangan bola kaki,” cetus Max Ruru mewakili tua-tua kampung Winangun.

Justru proyek lapangan basket di atas lapangan sepakbola Jambore Winangun dialihkan perawatan lapangan sepakbola saja.

“Sebaiknya jikalau ada proyek kami mohon alikan saja penggantian penanaman rumput dan tata kembali saluran air supaya lapangan kami menjadi lebih baik. Karena lapangan jambore torang punya samua,” harap Ruru sembari menghaturkan trimah kasih kepada kawan-kawan masyarakat yang mendukung program dari tua-tua kampung.

Ruru minta agar penolakkan dan usulan tua-tua kampung Winangun dihargai pihak terkait.

“Mohon yang terkait hargailah permintaan dari tua-tua kampung winangun,” tegasnya.

Senly Palit yang dikenang warga Winangun adalah anak dari sosok gila bola pun ikut angkat bicara.
“LAp.jambore bukan pejAbat punya.ingat masyAkat winangun dulu susah payAH BEKING ITU LAPANGAN BOLA KAKI .APA ADA KEPENTINGAN Lain .salam 2 periode,” begitu cetusnya di kolom FB grup Forum Masyarakat Peduli Winangun Bersatu. (tor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.