Manadotempo, Tomohon- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Pemkot Tomohon melaksanakan Pembuatan Dokumentasi Sejarah Budaya Daerah melalui FGD (Focus Group Discussion) untuk mengkaji tentang estetika musik kolintang, menggali nilai-nilai estetika yang terdapat dalam berbagai bentuk seni nusantara.
Walikota Tomohon melalui Sekkot Tomohon Harold Lolowang, mengatakan, Kolintang adalah alat musik Tradisional, namun sesungguhnya istilah tradisional inilah yang sering kali menjadi ‘masalah’ bagi pengembangan kolintang.
Lanjut Lolowang, tumbuh dan berkembangnya musik kolintang menunjukkan bahwa proses pemaknaan produk budaya, terkait erat dengan konteks yang melingkupinya. Dimana tiga unsur estetika yang tidak bisa diabaikan, yakni wujud atau rupa, bobot atau isi, dan penampilan atau penyajian.
“Tiga unsur estetika dalam setiap kesenian tersebut, dimiliki juga oleh musik kolintang,” ujar Lolowang.
Narasumber Ketua Umum Rumah Budaya Nusantara Wale Ma’Zani Joudy Aray, S.Pd, Dekan Fakultas Pariwisata Unika De La Sale Manado DR. Stevanus Ngenget, SS, MA, Dosen Ilmu Budaya dan Agama Universitas Denpasar Bali DR. Dominika Dini Afiat, ST, MM, serta Moderator Ambrosius Loho, S.Fils, M.Fils Dosen Unika De La Sale Manado. (tor)