Manadotempo,Manado-Rasa solidaritas sesama warga Pria Kaum Bapa GMIM se rayon Manado terus mengalir disampaikan kepada Ketua Komisi P/KB GMIM soal wacana pembatasan pelayanan mimbar jelang tahapan pencoblosan suara pilkada serentak yang akan dilaksanakan Rabu, 09 Desember 2020 mendatang.
Secara spontan mereka menilai BPMS GMIM tidak harus melihat Pnt GS Vickly Lumentut dari kacamata politik, karena keterkaitan istrinya yang kini terdaftar sebagai salah satu calon walikota Manado.
“Sekiranya ada rencana demikian dari BPMS GMIM, maka ini adalah kebijakan yang tidak masuk akal. Penatua GSVL kan bukan calon kepala daerah,” jelas Pnt Yarley Muskitta, SH Ketua P/KB Wilayah Mapanget Satu.
Menurut Muskitta, merujuk pada surat edaran BPMS GMIM tahun 2018 lalu, semestinya pembatasan mimbar itu hanya diberikan kepada Ketua Kompelka BIPRA yang tercatat mencalonkan diri, bukan kepada Ketua Kompelka yang tidak mencalonkan diri.
“Harus kita akui bahwa, jiwa pelayanan yang sudah terbentuk semenjak anak sekolah minggu (ASM) lalu, track recocrd GSVL, santun dalam berorganissi serta tidak menempatkan warna tertentu dalam organisasi menjadi salah satu variabel kenapa GSVL banyak menerima undangan pelayanan ibadah di jemaat-jemaat,” tutur Pnt Muskitta yang juga sebagai Penatua PKB Center GMIM.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi PKB Jemaat GMIM Efrata Paal II Wilayah Manado Timur VI, Pnt Jefri Tendean, SE.
Menurut Tendean, meskipun masih bersifat wacana, namun BPMS GMIM sah-sah saja jika harus mengelaurkan surat soal pembatasan pelayanan mimbar kepada Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM tersebut.
“Silahkan itu haknya BPMS. Tapi, BPMS tidak bisa membatasi panggilan pelayanannya sebagai kepala pemerintahan di kota Manado,” kata Tendean.
Bagi Tendean, kharisma dan ketokohan yang dimiliki Pnt. GS Vicky Lumentut tersebut jarang kita temukan pada sosok BPMS lainnya.
“Penatua GSVL itu ramah kepada semua orang dan termasuk sosok yang aktif dalam pelayanan semenjek ketika dirinya dipercayakan menjadi pengasuh (Ungku) sekolah minggu,”ucap Tendean.
Karena kepiawaianya dalam pelayanan gereja, ikut berdampak pula pada sejumlah prestasi ketika Lumentut dipercayakan dalam kurun waktu hampir 10 tahun memimpin kota berpenduduk 535 ribu jiwa ini.
“Warga GMIM di kota Manado harus bangga memiliki sosok Pnt. GS Vicky Lumentut yang bisa menjadi panutan dan kebanggaan gereja di pemerintahan kota Manado. Ketika Manado menjadi satu-satunya baramoter kerukunan di Indonesia, maka prestasi tersebut juga menjadi kebanggan warga GMIM itu sendiri,” jelas Tendean.
Berbeda dengan Muskitta dan Tendean, Ketua Komisi PKB Jemaat GMIM Senggighilang Bilang Satu Pnt. Jefri Pasinaung mengatakan, pemberlakuan khusus kepada warga GMIM dari BPMS di musim pilkada seperti ini sebaiknya diberlakukan sama rata.
“Dalam catatan saya pribadi, Pnt GSVL ketika diundang untuk memimpin ibadah tidak hanya terkait dengan kapasitas beliau sebagai Walikota atau Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM, tapi GSVL juga dalam kapasitas sebagai Ketua parpol. Apa bedanya beliau dengan unsur Pendeta-Pendeta GMIM lainnya yang cenderung membawah simbol-simbol tertentu dalam pelayanan ibadah,” ujar Pasinaung.
Lanjut Pasinaung, dalam konteks menghadapi pilkada, dirinya memberikan apresiasi terhadap Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM yang selama ini cenderung tidak berpihak ke salah satu warna, meskipun dirinya sadar bahwa istri tercintanya saat ini terdaftar sebagai salah satu calon walikota Manado. “Setiap pelayanan firman di gereja, Pnt. GSVL tidak pernah membawah simbol-simbol gerejawi termasuk P/KB GMIM,” tutup Pasinaung.(jil)