Manado Tempo Minahasa- Hukumtua Desa Touliang Oki, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa Ny.Jeane E Pakasi SPd kepada wartawan sabtu 24/04/2021 mendesak pemerintah daerah untuk segera membentuk Satuan tugas khusus Danau Tondano SATGASSUS yang ber tugas khusus melakukan pembersihan, menjaga serta melestarikan danau Tondano.
Bertempat di rumah kediaman jalan raya Tondano Eris Desa Touliang Kecamatan Eris kepada wartawan Hukumtua yang menjabat 14 tahun sebagai kepala desa ini mengatakan ,bahwa untuk solusi terbaik pembersihan ,pengangkatan tumbuhan enceng gondok serta pelestarian area danau tondano pemerintah seharusnya segera membentuk Satgassus agar permasalahan di danau tondano ini terselesaikan sebagaimana harapan kita.
“Sudah saatnya pemerintah daerah membentuk satgassus danau tondano yang tupoksi di atur dalam perda dimana untuk setiap desa yang ada pesisir danau tondano di tunjuk 5 orang anggota satgassus yang pembiayaanya di tata melalui Anggaran Pembelanjaan Belanka Daerah APBD ,” ujar Ny.Jeane
Menurutnya dengan alokasi dana proyek pengangkatan dan pembersihan enceng gondok dipesisir danau yang telah menghabiskan anggaran milyaran rupiah ini akan mubazir atau sia sia jika tidak didukung dengan pemeliharaan ,” pembersihan tumbuhan enceng gondok tanpa dukungan pemeliharaan akan sia sia meski puluhan miliar kita anggarkan untuk hal itu ,sebab pertumbuhan enceng gomdok ini sangatlah cepat dan tidak dapat di atasi meski dengan anggaran yang besar tanpa ada dukungan satgassus yang bertanggung jawab dengan itu,” ucapnya
Jeane menambahkan , ” Satgassus yang bertugas dengan perahu pengangkut sederhana akan bertugas setiap harinya berpatroli di seputaran area danau dan laporan pertanggung jawabanya di atur pemerintah desa disetiap area yang batas wilayahnya telah di atur sebagaimana luas wilayah desa dipesisir danau,”
Dirinya berharap pemkab minahasa maupun pemprov sulawesi utara dapat mempertimbangkan aspirasi usulan masyarakat touliang oki ini.
“Saya selaku hukumtua desa mewakili masyarakat berharap agar Aspirasi masyarakat ini dapat didengar serta menjadi solusi bagi pemerintah daerah dalam melestarikan danau tondano.” (syaifudin)