Manado Tempo – Komisi 4 DPRD Sulut memberikan apreseasi kepada RSUD Noongan yang dipimpin direktur dr. Greity Inggrit Giroth, karena capaian realisasi belanja dan pendapatan dari retribusi mencapai angka yang baik, namun ada beberapa cacatan yang disampaikan guna pembenahan.
Dalam RDP Komisi 4 dengan Dinkes dan 7 UPTD termasuk RS Noongan, ketua Komisi 4 Dra.Vonny Paat menyatakan realisasi belanja maupun capaian Retribusi sudah cukup baik, dengan angka menunjukan 50% namun kondisi RSUD Noongan yang perlu mendapat perhatian.
“Kalau dilihat dari luar ndak dapa lia RS, dapa tako lampu sadiki, kantor terkesan tidak terlalu sehat apalagi pepohonan yang lebat. Orang saki lebe saki, tidak nyaman,” ungkap Paat.
Saya pernah menyampaikan kepada direkrur RS sebelumnya, penambahan lampu jalan perlu. Karena RS itu bukan cuma untuk Langowan tapi warga Mitra, harus ada pengadaan lampu jalan, juga banyak kendaraan yg sudah terparkir layaknya besi tua yang merusak pemandangan, tidak nyaman,” tandas Sriandi PDIP ini
“Saya sampaikan ini karena prihatin jangan sampai dengan situasi RS yang terkesan suram dan gelap membuat masyarakat enggan berobat ke RSUD Noongan,” tambah Paat.
Tegas Sekretaris Fraksi PDIP ini, jika RSUD Noongan membutuhkan tambahan anggaran untuk pengadaan lampu jalan atau perbaikan dan pengadaan alat alat maka harus disampaikan sehingga bisa dianggaran pada APBD induk 2023.
“Direktur bisa juga berkomunikasi dengan ESDM atau PU untuk pengadaan lampu dan pelebaran jalan menuju kantor,” saran Paat.
Menanggapi hal ini, Direkrur RSUD Noongan dr.Inggrit menyatakan pihaknya telah meminta Kimia Farma yang menggunakan ruangan disana untuk pengadaan lampu, namun belum maksimal, demikian dengan pembenahan di ruangan.
” Kami sudah minta kimia farma untuk sumbang lampu meski belum menerangi optimal jalan masuk. Saya sudah rubah jalan masuk semua pasien 1 pintu yang tadinya dari pintu samping agar terkesan ada aktifitas,”jelas Giroth
Tambahnya meski beberapa ruangan saat ini bersih namun dirinya mengakui jika ada beberapa ruangan yang terkesan kumuh dan bocor akibat dalam 5 tahun terkakhir tidak ada anggaran.
“Memang di APBD 5 tahun ini tidak ada anggarab pemeliharaan gedung dan alat namun beberapa alat sangat oenting kalau rusak jadi besi tua, jadi kami mengutang kepada pihak ketiga contoh CT Scan.
Beberapa alat semntara diperbaiki, beberapa gedung yang layak pakai akan dibersihkan dan tambah tempat tidur, demikian dengan pembenahan taman. Semua tergantung anggaran,” ungkap Giroth.
Menurut Giroth, pihaknya telah menginventarisir kebutuhan dan meminta tambahan anggaram pada APBD Perubahan. (DESI)