MINSEL- Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) dalam hal ini Bupati Franky Donny Wongkar dan Wakil Bupati Petra Yani Rembang, terus berjuang dalam penanganan sampah.
Terbukti, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Minsel, telah mengajukan proposal untuk program subtitusi batu bara. Patut diapresiasi, karena meski harus bersaing dengan 50 kabupaten/kota se-Indonesia Timur, Kabupaten Minsel akhirnya terjaring atau terpilih untuk dilakukan penelitian sampah apakah layak atau tidak untuk dikelola menjadi bahan baku pembangkit listrik.
Sebagai tindak lanjut, kementrian ESDM telah menyambangi Kabupaten Minsel dan melakukan Kick Off Meeting bersama jajaran DLH dan perwakilan PLN, Kamis (28/7) lalu. Selepas melaksanakan kick off meeting, tim dari kementerian ESDM yang didampingi oleh jajaran DLH, melakukan peninjauan di lokasi TPA dan PLTU.
Kepala DLH Kabupaten Minsel Roi Sumangkut menjelaskan program subtitusi batu bara, merupakan kerjasama tiga kementerian yakni kementerian ESDM, LHK dan PUPR. “Setelah kegiatan Kick Off Meeting dan peninjauan lokasi serta pengambilan sampel, kementerian ESDM akan melakukan penelitian dalam rangka penyusunan feasibility study. Feasibility study akan digunakan untuk pengajuan proposal ke kementerian PUPR untuk pembangunan konstruksi dan peralatan penghasil pelet pengganti atau subtitusi batu bara dengan pemanfaatan sampah,” jelas Sumangkut.
Dia berharap agar program tersebut, dapat terus berjalan sebagai salah satu solusi dalam penyelesaian masalah sampah di Kabupaten Minsel. “Tujuan program ini adalah untuk mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan baku pembangkit listrik. Jika tidak ada kendala dan semua proses berjalan lancar, maka bisa dipastikan dalam beberapa waktu kedepan, Kabupaten Minsel akan memiliki fasilitas pengolah sampah menjadi bahan baku pembangkit listrik. Dengan demikian persoalan sampah, bisa dengan mudah teratasi,” kuncinya.(AP).