Fakultas Fisip Unsrat Terima Sosialisasi BP2MI RI

oleh -15 Dilihat
oleh

ManadoTEMPO-Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) RI, secara resmi menggelar sosialisasi penempatan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI), di Fakultas Fisip Universitas Samratulangi (Unsrat) di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (04/05/2023).

Kepala BP2MI RI Benny Ramdhani, mengawali sambutannya, dengan ucapan puji tuhan dirinya bisa tiba di Kampus yang membesarkannya, dimana dia ditempa dengan berbagai cobaan dan Kampus inilah yang menempatkannya pada posisi sekarang ini.
“Di kampus inilah saya ditempa dengan berbagai cobaan, sehingga bisa menjadi orang yang kalian lihat saat ini,” ucap Benny Ramdhani.
Benny mengatakan, Adrenalinnya tumbuh kembali, manakala menginjak kaki di Kampus ini, Hidup Mahasiwa, Hidup Mahasiswa, Hidup Mahasiswa,” aku Benny Ramdhani.

Kepala BP2MI Benny Ramdhani dan jajaranya, photo bersama dengan civitas akademika Fisip Unsrat Manado.
Dihadapan para dosen dan Mahasiswa Benny Ramdhani, mengatakan bangga menjadi anak muda atau bangga menjadi mahasiswa, seperti tulisan dalam buku Tan Malaka “Idealis memerupakan kemewahan terakhir yang dimiliki kaum muda”.

“Saya percaya Mahasiswa Fisip akan merawat dan menjaga Idealisme, untuk bangsa dan Negara ini,” tutur Kepala BP2MI RI Benny Ramdhani.

Sementara, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan Unsrat Manado, DR Drs Novie Revlie Pioh MSi, menyampaikan, apresiasi bagi Mahasiswa untuk mengenang Pak Benny Ramdhani, dimana tempat ini dia (Benny Ramdhani, red), Peletak dasar reformis di Fisip Unsrat.

“Ini merupakan satu penghormatan bagi FISIP Unsrat Manado, menerima kegiatan BP2MI karena tidak semua fakultas mendapatkan kesempatan ini,” ucap Dekan Fakultas Fisip, DR Drs Novie Revlie Pioh MSi. Olehnya DR Drs Novie Revlie Pioh MSi, meminta kepada mahasiswa bisa tahu betul prosedur penempatan PMI ke Luar Negeri dan tentunya Fakultas manapun membutuhkan pengajar Praktisi yang sangat berkompeten pada bidangnya.

Pada kesempatan itu, Kepala BP2MI RI, Benny Ramdhani, menuturkan Sulawesi Utara (Sulut), mejadi daerah penempatan PMI terutama di Amerika, tapi tidak sedikit banyak yang unprosedural.

“Pekerja Migran Indonesia (PMI) unporsedural rawan terjadi TPPO, rawan mengalami ekspoitasi fisik danseksual, gaji yang tidak dibayar, eksploitasi waktu kerja, diputuskan sepihak serta terjadi kekerasan diatas kapal,” ucap Benny.

Benny pun, menyampaikan pesan Presiden Jokowi, kepada Kepala BP2MI. “Lindungi PMI dari Ujung Rambut sampai Ujung Kaki, Saya tidak ingin ada PMI terlantar dibandara, saat berangkat maupun kembali, saya tidak ingin ada pemerasan kepada mereka, berikan perlakuan hormat Negara kepada mereka,” tegas Prsiden, kepada Benny Ramdhani.

Sementara kata Benny Ramdhani, presepsi public ketika menyebut TKI atau PMI merupakan pekerja rendahan, orang-orang bermasalah.

“Disini saya ingin luruskan tidak seperti itu, mereka yang mengalami eksploitasi merupakan potret unprosedural (Illegal),” tegas Kepala BP2MI.

Perlu diketahui pula kata Benny Ramdhani, PMI Prosedural (Resmi), mendapatkan jaminan pelindungan negara, faslitas istimewa, kemudahan fasilitas pembiayaan, dilepas pejabat Negara degnan cara terhormat, bahkan pernah dilepas oleh Presiden.

“PMI sekarang memiliki fasilitas Istimewa, Lounge yang ada di 8 Bandara di Indonesia, Fast Track jalur khusus PMI VVIP Pekerja Migran Indonesia, memiliki Credential Letter yang duluhanya diberikan kepada Duta Besar dan juga ada kebijakan KUR dan KTA,” tuturnya.

Sementara keistimewaan lainnya kata Benny, proses Perumahan Murah Bersubsidi bagi PMI, serta pembebasan Bea Masuk Barang Milik PMI.

“PMI merupakan pekerjaan terhormat bahkan Menteri dan Kepala Daerah dengan bangga menyebut mereka adalah mantan PMI, diantaranya Menteri BUMN, Erick Tohir dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil,” ucapnya.

Perlu diketahui pula, hanya Indonesia yang memberikan perlakuan istimewa bagi PMI, Kenapa PMI harus dihormati? Mereka layak dihormati karena mereka pahlawan devisa negara.

“Negara mendapatkan Rp159,6 Triliun setiap tahun dan ini merupakan pemasukan terbesar kedua bagi Negara setelah sektor Migas,” bebernya.

Dalam sosialisasi ini, Kepala BP2MI, Benny Ramdhani, juga mengundang Mariani, satu diantara PMI asal Sulut, untuk memberikan Testimoni Program G to G ke Jerman, dengan gaji sebanyak Rp34-Rp40 juta per bulan.

“Kita harus bersyukur hidup di Sulawesi utara, dimana daerah yang sangat beragam dan daerah yang menghormati keberagaman. Banggalah menjadi orang sulawesi di Sulawesi Utara, merupakan Laboratorium Kerukunan Indonesia, Banggalah hidup di Sulawesi Utara daerah yang walaupun berbeda Suku dan Agama, tapi bisa hidup rukun dan bekerjasama,” tutup Benny Rhamdani.

Hadir pada kegiatan Sosialisasi Penempatandan Pelindungan PMI, jajaran Civitas Akademika FisipUsrat, Sekretaris Utama BP2MI, Renaldi, Deputi BP2MI Larso Simbolon dan Jajaran BP2MI.(win)

No More Posts Available.

No more pages to load.