Manadotempo Tomohon
Pasca demonstrasi segelintir oknum di Kantor Bawaslu beberapa pekan lalu, terjadi silang pendapat soal keterlibatan Anggota Bawaslu RI, Dr. Herwhyn Malonda dalam rekrutmen tim seleksi dan pengelolaan sekretariat di Bawaslu Sulut.
Tudingan ini, telah memancing reaksi keras dari berbagai tokoh masyarakat dan kelompok sosial di Sulawesi Utara. Salah satu suara yang menyuarakan dukungan datang dari seorang Aktivis Pemuda di Minahasa, Rojers Ojeng Tangkulung.
Ditemui dalam sebuah percakapan di pinggiran Danau Tondano, Selasa 27/06 kemarin, Ojeng sapaan akrab Ketua Pemuda GMIM di Jemaat Touliang dan Pembina Pelayan Pemuda GMIM di eranya, Herwyn Malonda adalah aset berharga Sulawesi Utara yang telah mengangkat citra Kawanua ke tingkat nasional. “Herwyn lahir dari proses kaderisasi dan rekrutmen kualitatif yang mumpuni. Oleh karena itu, jangan biarkan kepentingan personal dan kelompok tertentu merusak figur Malonda yang kini menjadi aset nasional dengan isu-isu yang tendensius,” ujarnya.
“Saya ajak seluruh komponen masyarakat sipil di Sulawesi Utara khususnya di wilayah pelayanan GMIM untuk bersatu mendukung Herwyn. Belum pernah sebelumnya putra Sulawesi Utara duduk di lembaga penyelenggara Pemilu tingkat nasional. Ini adalah kebanggaan sekaligus sumber inspirasi bagi warga Sulut untuk berlomba secara sehat di panggung nasional,” ujar Tangkulung, Sekretaris Karang Taruna Kabupaten Minahasa yang mengaktifkan kembali organisasi kepemudaan di bidang kesejahteraan sosial.
Tangkulung menjelaskan bahwa di luar dinamika politik dan sosial kemasyarakatan yang ada, keberadaan Malonda di Bawaslu RI harus dijaga dan diperkuat.
“Namun, saya yakin bahwa isu-isu dan serangan tendensius terhadap beliau (Malonda, red) hanya dilakukan oleh segelintir orang yang didorong oleh sentimen pribadi, dan hal ini tidak mencerminkan karakter sejati warga Sulawesi Utara,” tegas Ojeng.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh tokoh generasi muda lainnya, yakni Franky Mocodompis, Sekretaris Komisi Pemuda Sinode GMIM dan Ketua Komisi Pemuda SAG Suluttetng yang memimpin 13 Sinode Gereja Anggota di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.
“Saya dan Herwyn termasuk angkatan pertama penyelenggara Pemilu di Sulawesi Utara. Kami menjadi pimpinan Panwas Pemilu pada tahun 2003. Saya di Manado sebagai Ketua, dan Herwyn sebagai Ketua di Minahasa. Kiprah Herwyn selama 20 tahun menjadi penyelenggara Pemilu yang tumbuh dari jenjang daerah telah membentuk integritas dan profesionalitas,” ujar Mocodomis yang kini berkiprah membantu Ir. Maurits Mantiri, M.M. di Sepakat Command Center Kota Bitung.
Mocodompis berharap oknum-oknum yang berupaya merusak kiprah Malonda dapat saja mempolitisasi berbagai dinamika administrasi, tapi menurutnya hal-hal remeh temeh sebagaimana dituduhkan, tidak akan melukai hati warga Sulawesi Utara yang sangat menghargai kontribusi Malonda di panggung nasional.
“Jika upaya tendensius ini terus dilakukan, banyak orang yang merasa simpati dan mendukung terhadap beliau (Malonda, red) dapat melakukan tindakan kontra. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi karena dapat mengganggu konsentrasi satu-satunya komisioner penyelenggara pemilu asal Sulawesi Utara yang berkiprah di tingkat nasional dalam kurun waktu dua dekade terakhir,” ungkapnya sambil berharap Malonda dapat terus berkonsentrasi melaksanakan tugas pelayanan demokrasi di Indonesia.
Secara bersamaan kedua aktivis Forum Pemuda GMIM Lintas Generasi ini mengakui terus mengikuti perkembangan dan dinamika penyelenggara pemilu dari kabupaten kota, provinsi, hingga tingkat nasional dan telah mengantongi beberapa faksi dari kelompok terorganisir yang tersisih dari kompetisi rekrutmen kemudian melakukan upaya sistematis yang bersifat agitatif.(***)