Manado Tempo – Anggota DPRD Sulut Fabian Kaloh, SIP, MSi mewaliki Ketua DPRD Sulut hadir bersama Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP, Senator Djafar Alkatiri, Ketua KAGAMA Menado Taufik Tumbelaka & Ketua Baznas Sulut Abid Takalamingan dalam Seminar Kebangsaan tentang Kedaulatan Pendidikan di Grand Kawanua Manado.
Fabian Kaloh sebagai salah satu Panelis menyoroti keberadaan system dan management pendidikan saat ini, terutama soal anggaran yang secara nasional sebanyak 20% dari APBN atau 612,2 Triliun masih kurang dalam mendanai berbagai kebutuhan pendidikan.
“Sulut bisa dijadikan contoh untuk Nasional yaitu untuk tahun 2024 sebanyak 30,2% atau sekitar 1,1 Triliun, toh itu masih kurang jika dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan Pendidikan Dasar di Sulut, ” ungkap Legislator PDIP ini.
Selain itu soal kekurangan tenaga pendidik yang secara kwantitas maupun kwalitas perlu ditingkatkan, ada juga soal sarana dan prasarana gedung dan ruang belajar bagi murid-murid sekolah ditingkat SMP dan SMA, masalah zonasi yang menutup kesempatan anak2 dikepulauan dan didaerah pinggiran untuk bersekolah di Sekolah2 yang cukup tersedia fasilitas belajar mengajar, dan beberapa hal empirik yang ada di Sulut.
Pemaparan yang menarik ini, mendapat respons dari para peserta yang terdiri dari Mahasiswa beberapa Perguruan Tinggi di Kota Manado dan Siswa SMA membuat dinamika Seminar Kebangsaan tentang Kedaulatan Pendidikan Nasional itu semakin hidup dan dinamis.
Sementara itu Gub Sulut Olly Dondokambey saat membuka acara mengingatkat para Pemuda untuk paham sejarah di Sulut, dan sejarah nasional.
” Kita ingat Pak Gub bagaimana peran tokoh tokoh Sulut disaat Kemerdekaan seperti Mr A.A. Maramis dan pahlawan kita di Sulut yang berjuang merebut kemerdekaan,” jelas Gubernur
Gubernur juga menceritakan tentang sejarah Kodam Merdeka yang tidak lepas dari perjuangan dari para Pahlawan Pejuang Kemerdekaan di Sulawesi Utara.
“Nama Kodam XIII Merdeka nama yang diambil dari Perjuangan Pahlaman Kemerdekaan Sulawesi Utara,” ungkap Olly.
.
Kepada para Siswa dan Mahasiswa peserta Seminar Pak Gubernur juga mengingatkan penting sejarah kemerdekaan diwilayah Sulawesi Utara yang waktu itu belum bernama Sulut, tapi Perjuangan melawan penjajah 14 Februari dan peristiwa Benteng Moraya yang masih kurang diangkat sebagai sejarah penting bagi Sulawesi Utara.
(Deasy Holung/**)