ManadoTEMPO-Steven Kandouw secara khusus menghaturkan permohonan maaf khusus teruntuk Partai Gerindra.
Ini menyusul, polemik keberadaan patung tembaga monumen misionaris Johann Gottlieb Schwarz yang tengah viral di media sosial.
Senin (15/01/2024) di kantor PDIP Rike, Steven Kandouw pun langsung angkat suara, menurutnya menyikapi dua hari berselang soal di medsos tentang kampanye di Langowan Sabtu lalu ketika dirinya berorasi, Kandouw mengatakan dari lubuk hati yang paling dalam soal menyampaikan orasi kampanye tersebut, kepada semua sahabat dan saudara di Langowan termasuk seluruh tim pemenangan Prabowo-Gibran dan keluarga serta seluruh jajaran partai Gerindra,
Steven Kandouw menghaturkan maaf sebesar-besarnya.
“Perkataan saya yang menyinggung dan membuat tidak nyaman serta menyakiti hati saudaraku, saya ucapakan permohonan maaf sebesar-besarnya,” ujar Steven Kandouw.
“Saya pejabat publik tentunya sangat berharap pelaksanaan pemilu harus kondusif meski berbenda partai dan pilihan akan memberikan kedamaian, serta suasana yang harmoni harus menjadi prioritas,” lanjut Kandouw.
Patung Schwarz ini adalah warisan bagi masyarakat Kristen Minahasa untuk bisa mengingat Injil masuk di tanah Minahasa.
Pendeta Schwarz sangat dihormati masyarakat Minahasa karena kabar baik yang mereka bawa. Agama Kristen pun tumbuh subur di Minahasa dan diikuti oleh kemajuan bidang pendidikan.
Diketahui, Pendeta Schwarz hidup sezaman dengan Johann Friedrich Riedel (1798-1860) yang mengkristenkan Tondano dan sekitarnya. Sebelum kedua penginjil itu datang, orang Minahasa menganut agama lokal Alifuru.
“Pesta demokrasi yang memberikan pencerahan bagi generasi dibawah kita, mari kita sama-sama menyadari bukan sebatas mencari kekuasaan. Untuk itu sekali lagi saya atas nama pribadi dan keluarga meminta maaf sebesar-besarnya besarnya, Tuhan selalu beserta kita,” tandas Kandouw.(inot)