ManadoTEMPO-Hati Buruh Internasional biasa disebut May Day di Sulawesi Utara (Sulut) kali ini tidak diwarnai aksi demo para buruh.
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw melihat, untuk mendengar masukan serta imbauan, harapan, tuntutan dari saudara perwakilan buruh akan lebih intelek dan menjadi kesepakatan dengan aksi lebih positif.
Adalah, pertemuan langsung dengan para buruh dan dikemas dalam aksi penanaman pohon, donor darah, pembagian sembako dan pelayanan BPJS Keliling di hari buruh Sulut 2024.
Tak heran, suasana kekeluargaan pun tercipta dimana Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw ikut didampingi jajaran Forkopimda Sulut, Rabu (01/05/2024).
Benar saja, Wagub Steven Kandouw pun mengapresiasi akan aksi buruh Sulut kali ini, karena selama ini masyarakat umum mengidentikan pergerakan buruh dengan demo. Tapi ternyata dengan pola seperti ini jauh lebih bermartabat, intelek dan bisa didengar pemerintah. Ini harusnya menjadi kesepakatan kita. Untuk hal yang krusial lebih baik kita berhadapan seperti ini.
“Saya sendiri senang mendengar harapan para buruh. Saya sudah catat semua dan akan dibawah saat rapat dengan pak gubernur dan Forkopimda,” ungkapnya.
Wagub juga menyebutkan, masalah perburuan dibicarakan oleh tiga aspek, pemerintah, pengusaha dan buruh. Tapi sekarang masalah buruh dibicarakan pemerintah, pengusaha, teknokrat bahkan media.
“Karena kita tidak bisa melihat dari kacamata pengusaha, pemerintah dan buruh, tapi harus melihat lebih luas dari itu, intelektual bahkan tokoh agama,” ungkapnya.
Wagub juga menyebutkan, upah regional Sulut one on the best di Indonesia. Ini fakta. Padahal naiknya 60.000, tapi jaman sekarang namanya buruh murah sudah tidak ada lagi bicara itu.
“Hemat saya gaji buruh lebih tinggi lebih bagus. Ibarat keping mata uang, lebih tinggi lebih baik, tapi disisi lain kompetensi. Kompetensi itu profesional, disiplin dan etok kerja dan sense of belonging. Tidak masalah upah kita setinggi mungkin tapi kita harus memiliki etos kerja, profesionalisme dan sense of belonging,” katanya.
Lanjutnya, contohnya kenapa investor China selalu pake pekerja dari Cina ketika membangun infrastruktur karena masalah kompetensi. “Tapi saya yakin pekerja Sulut etos kerja lebih tinggi dari itu, punya profesional lebih tinggi,” katanya.
Wagub juga meminta di hari bahagia may day waktunya kita kontemplasi, merubah diri kita terutama etos kerja kita. Untuk masalah banyak perusahaan belum menjalankan SK gubernur tentang upah minimun regional menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Saya janji akan menyelesaikan ini, pengawas harus ditambah supaya tiap Minggu door to door untuk memeriksa perusahaan yang belum menjalankan SK gubernur. Untuk BPJS Ketenagakerjaan wajib hukumnya. Kalau perlu dengan BPJS Kesehatan. Kita harus duduk bersama antara buruh dan pengusaha supaya tidak merugikan satu sama lain supaya iklim investasi tetap kondusif,” ungkapnya.
“Mudah mudahan unek-unek teman-teman menjadi endorsmen, penguatan bagi kita semua untuk mengingatkan satu sama lain, mengingatkan kesetiakawanan sosial kita. Bahkan bangsa disusun dan dibangun bahkan kokoh berdiri apabila semua komponen masyarakat diperhatikan,” pungkasnya.
Turut Forkopimda Sulut, Sekprov Sulut Steve Kepel dan stakholder pekerja buruh.(inot)