ManadoTEMPO – Harapan Petani cengkih yang ada didaerah ini untuk dapat menikmati hasil panen dengan harga yang baik, mulai pupus. Pasalnya dalam dua pekan terakhir ini harga emas coklat anjlok dibawah kisaran Rp.80.000/kg.
Hal ini pun mendatangkan keluhan dari petani cengkih. Ferdy Warga Tokin Kab.Minsel menyatakan jatuhnya harga cengkih ini sangat memukul kehidupan mereka.
“Cari pemetik sulit, kalaupun ada bayarnya Rp.7000/liter dan harus menanggung biaya makan, sementara saat ini dikampung pembelian cengkih kering Rp.70.000/ kg boleh dikata kami merugi padahal kami sudah meminjam uang untuk bayar pemetik.Kami minta pemerintah kalau boleh tahang akan ini harga Rp.100.000/kg jo,” keluhnya , Rabu (24/7/2024).
Hal senada dikeluhkan Welly petani cengkih asal sonder. Ia mengatakan bahwa harga cengkih kian hari kian merosot.
“Masyarakat sangat berharap kepada pemerintah agar segera mencari solusi cepat terkait permasalahan merosotnya harga cengkih. masyarakat yang kesehariannya bekerja sebagai petani cengkih sangat bergantung dari hasil panen,” Jelasnya.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Sulut Braien Waworuntu, mengatakan bahwa hal ini sudah sangat emergency, pemerintah harus segera mencari solusi kasian nasib petani jika dibiarkan.
“Kesejahteraan rakyat yang paling utama. Pemerintah harus secepatnya mencari cara mengembalikan harga cengkih agar kembali normal. Pemerintah harus bisa mengintervensi harga agar tidak terus jatuh,” kata Pimpinan Komisi I DPRD Sulut.
Krisis harga cengkih ini, kata BW, menjadi tantangan besar bagi para petani di Sulut, terlebih di kabupaten Minahasa.
“Petani Cengkih sangat berharap ada langkah cepat dari Pemerintah Provinsi Sulut untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung kesejahteraan petani,” Ucap BW.
“Cengkih adalah penopang ekonomi di Sulawesi Utara maupun masyarakat di dalamnya. Pemprov wajib menjawab hal ini,” Tuturnya.
(Deasy Holung)