Manadotempo Tomohon, 24 Oktober 2024,
Debat kedua antar calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon berlangsung semakin panas. Para kandidat beradu argumen, menyampaikan visi, misi, dan program sesuai tema debat yang mencakup Ketahanan Sosial, Pelestarian Budaya, Pengelolaan Sumber Daya Alam, Hortikultura, Pelestarian Lingkungan, dan Perubahan Iklim. Dalam acara yang digelar di Gedung Dewan Kota Tomohon ini, Prof. Dr. Ir. Julius Pontoh, MSc, seorang akademisi dan pemerhati budaya serta lingkungan, menyampaikan pandangannya atas kualitas dan substansi debat ini.
Menurut Prof. Pontoh, debat kedua kali ini semakin terbuka, namun beberapa pasangan calon (paslon) terlihat kurang fokus pada tema debat. “Debat ini adalah pertarungan argumentasi yang harus rasional, bukan emosional. Karena publik dapat mengevaluasi apakah calon tersebut pantas menjadi pemimpin berdasarkan cara mereka menyampaikan argumen,” ujar mantan Sekjen Majelis Adat Minahasa tersebut.
Prof. Pontoh menyoroti beberapa kekurangan dari paslon lainnya, seperti emosi berlebihan yang ditunjukkan paslon 01 saat berbicara soal insentif lansia dalam tema Ketahanan Sosial. Menurutnya, aspek emosional ini menjadi penilaian publik yang cukup penting. Selain itu, ia mencatat bahwa paslon 01 sering kali berbicara di luar tema, seperti pembahasan pemberhentian tenaga kontrak, yang menurutnya lebih cocok untuk tema tata kelola kelembagaan yang akan dibahas dalam debat ketiga.
Selanjutnya, paslon 02 dinilai kurang memahami beberapa isu yang diangkat, seperti pemanfaatan energi panas bumi dan pelestarian lingkungan. Ketika menanggapi pertanyaan dari CS-SR, paslon ini justru berbicara mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) yang dinilai kurang relevan. “Isu yang disampaikan justru keluar dari konteks yang ditanyakan oleh CS-SR,” ungkap Prof. Pontoh, menunjukkan ketidakkonsistenan paslon tersebut.
Di sisi lain, Prof. Pontoh menilai paslon 03, Caroll Senduk dan Sendy Rumajar (CS-SR), tampil unggul dalam debat kedua ini. Menurutnya, CS-SR menunjukkan kesiapan dan konsistensi yang tinggi dalam menyampaikan tema debat. Stabilitas emosi dan fokus yang mereka tunjukkan dalam menyampaikan isu-isu pelestarian lingkungan menjadi nilai tambah bagi mereka. “Caroll-Sendy sangat memperhatikan pelestarian lingkungan untuk masa depan, dan layak melanjutkan kepemimpinan di Kota Tomohon,” ujar Prof. Pontoh.
Sebagai penutup, Prof. Pontoh menyatakan bahwa dalam debat kedua ini, CS-SR tampil sebagai pemenang dengan visi mereka yang kuat, yang dirangkum dalam hastag Gratis untuk Rakyat.