Usia dan Pengalaman di Dewan, Ternyata Bukan Jaminan Etika Politik

oleh -1260 Dilihat

Manadotempo Tomohon.

Kampanye Pilkada 2024 di Kota Tomohon telah memasuki bulan kedua, semakin hangat dan menarik untuk diikuti. Masing-masing pasangan calon (paslon) berlomba-lomba melakukan manuver politik, baik secara langsung maupun melalui tim kampanye, relawan, dan para pendukung. Secara umum, tindakan ini sah-sah saja karena setiap pihak tentunya ingin membentuk opini publik dan menarik dukungan masyarakat.

 

Namun, dalam proses kampanye yang intens ini, tingkat kedewasaan berpolitik setiap calon maupun tim kampanye dan relawan pendukungnya diuji. Langkah-langkah yang diambil, baik narasi maupun tindakan di lapangan, menjadi cerminan karakter dan kedewasaan politik. Dalam situasi ini, masyarakat dapat menilai apakah seorang calon atau tim kampanye memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan layak menjadi panutan.

Sayangnya, tidak semua kandidat dan tim kampanye menunjukkan etika politik yang baik. Beberapa kandidat dan timnya terkesan mudah terprovokasi, bahkan terlibat dalam narasi yang kurang pantas untuk masyarakat Tomohon yang menjunjung budaya religius dan pendidikan. Ungkapan-ungkapan yang kurang santun di media mainstream maupun media sosial menunjukkan bahwa usia dan pengalaman tidak selalu menjadi jaminan bagi kualitas kepemimpinan dan teladan yang baik.

Baca juga:  Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Unjuk Rasa diKantor DPRD Sulut

Salah satu contoh yang mencuat adalah aksi provokasi dari Piet Pungus yang melakukan manuver politik kurang etis dengan mengintervensi partai lain. Mereka diduga mencoba memengaruhi beberapa pengurus partai politik melalui narasi yang menyesatkan. Padahal, setiap paslon telah memiliki dukungan partai yang jelas di semua tingkatan, baik provinsi maupun kota. Pengurus Gerindra Tomohon, Evo Paat, mengingatkan agar setiap pihak menjaga etika politik masing-masing serta menghormati dan menjaga martabat partai.

Partai Gerindra Kota Tomohon telah menunjukkan sikap dewasa dalam berpolitik. Ketua DPC Partai Gerindra, Sendy Gladys Adolfina Rumajar, SE, MIKom, yang meskipun masih muda, telah menerbitkan keputusan politik yang tegas. Gerindra mendukung YSK dan JVM sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut serta Caroll Senduk dan Sendy Rumajar sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon. Seluruh pengurus, kader, dan pendukung Gerindra di Kota Tomohon sudah memegang teguh keputusan ini.

Namun, belakangan ini muncul laporan bahwa tim kampanye dari salah satu pasangan calon, Pitn Pungus, mencoba menghubungi pengurus Gerindra di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk mempengaruhi pilihan mereka. Tindakan ini dinilai sebagai “Caparuni Politik” dan dianggap mengganggu ketertiban politik. “Kami sangat menyayangkan mereka bermain di luar aturan dan mencoba adu domba,” ujar Evo Paat.

Baca juga:  Anggota Dewan Sulut Gracia Oroh Dukung Penuh Program Paslon Gubernur YSK -Viktory

Evo menegaskan bahwa bagi Partai Gerindra, Pilkada bukanlah segalanya. Yang utama adalah menjaga harkat dan martabat Ketua Umum serta Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Bapak Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Indonesia. Prabowo telah menandatangani dukungan bagi Caroll Senduk dan Sendy Rumajar sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, yang menjadi dokumen negara di KPU. Evo juga meminta semua pihak untuk tidak merusak hal ini dengan kepentingan sesaat.

“Kami telah mendapatkan laporan dari akar rumput tentang upaya provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Usia dan pengalaman ternyata tidak selalu menjadi jaminan etika politik. Belajarlah dari yang muda yang tahu sopan santun dan berbudaya,” tegas Evo Paat.

 

# # # # # # # # # # #

No More Posts Available.

No more pages to load.