ManadoTEMPO-Sidang Raya ke-18 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yang digelar di Kete Kesu, Kecamatan Kesu, Toraja Utara, Sulsel, masih terus bergulir.
Sidang pun memasuki puncaknya dengan rapat bidang-bidang di tubuh PGI. Agenda akhirnya telah memasuki pemilihan pemimpin PGI untuk periode lima tahun ke depan sejak Sabtu 9 November 2024.
Ketua PGI dari Unsur Non Pendeta, Olly Dondokambey sekaligus Ketua FK PKB PGI, hingga masuk agenda tersebut terus terlibat secara aktif serta berbaur dengan para peserta Sidang Raya yang dibuka Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar.
Tak heran, totalitas yang ditunjukan Olly Dondokambey yang juga Gubernur Sulut dua periode ini, saat mengikuti Sidang Raya layak untuk dicontohi.
Dikatakan Gubernur Olly, banyak hal yang perlu dibahas dalam Sidang Raya yang dilaksanakan tersebut, sehingga dirinya meluangkan waktu dan tenaga hingga hari kedua palaksanaan Sidang Raya.
“Sebagai Pemimpin Kita harus menjadi Teladan,” ujar Olly Dondokambey.
Sementara Ketua umum (Ketum) PGI, Pdt Gomar Gultom menjelaskan selain mencari pemimpin baru, Sidang Raya PGI juga memiliki agenda utama yaitu memutuskan Dokumen Keesaan Gereja.
Dokumen Keesaan Gereja adalah rumusan pengakuan bersama gereja-gereja di Indonesia yang disusun dalam wadah oikumene DGI/PGI.
Adapun tujuan penyusunan dokumen ini sebagai pedoman dan alat dalam mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.
Dokumen yang nantinya akan disahkan bersama dalam Sidang Raya PGI kali ini merupakan traktat (perjanjian) atau pedoman yang harus dijalankan di kepengurusan baru PGI ke depan.
“Dokumen Keesaan Gereja ini sebagai pedoman umat Nasrani dan pedoman Gereja dalam mengaplikasikan Iman di tengah-tengah masyarakat, alam, dan dunia,” ucap Pendeta asal Batak Toba ini.
“Saya berharap dokumen tersebut nantinya tidak tinggal di atas meja tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan bergereja,” ucapnya.
(tonny mait)