Sulut, ManadoTEMPO – Hingga hari ini belum bisa dipastikan siapa yang menjadi pemenang Pilkada Gubernur dan Wagub Sulut. Pasalnya masing masing calon mengklaim kemenangan baik hasil Quick count maupun berdasarkan hasil C1 dan laporan saksi di TPS. Sehingga terpantau Paslon No. urut 1 dan 2 telah menggelar Konvoi kemenangan.
Mencermati hal ini maka Direktur Bidang Kajian Ilmu Politik Sulut Political Institute Dr Johny Lengkong, SIP.MSi didampingi Jubir FPDR Sulut, Ronald Ginting, S.Sos. memberikan pendapat dan pandangan .
Jelasnya, pelaksanaan pilkada di Sulut berjalan aman dan lancar . Dengan Pilkada ini, maka diharapkan akan mendapatkan figur yang terbaik
yang mendapatkan legitimasi masyarakat.
Tandasnya, banyak hal diluar prediksi terjadi.
” Hasil Quick Count ada 1 lembaga survei Charta Politika ,dimana paslon No . 1 mengunguli paslon 2 dan 3 Itulah hasil lembaga survei selisahnya hampir 5 persen. Tapi apakah ini hasil akhir ? Tidaklah Demikian karena hasil akhir proses pemilihan legal formalnya dilakukan oleh KPU lewat Rekapitulasi / Pleno secara berjenjang,” jelasnya.
Tegasnya ada klaim kemenangan oleh paslon harus disikapi oleh Penyelenggara yakni KPU untuk mempercepat proses rekapitulasi, jangan terlalu lama.
“Untuk hitung cepat, bisa juga ada bias misalnya ada kesalahan pengambilan sampel TPS, namun akan nantinya di netralkan oleh hasil rekap resmi KPU,” ujarnyam
Dirinya pun meminta agar semua pihak tetap sabar menunggu hasil resmi dan jangan mengintervensi kerja penyelenggara.
” Berikan kepada KPU untuk melaksanakan tugasnya secara baik, bekerja berdasarkan aturan yang ada dan Bawaslu, Paslon , saksi dan masyarakat sama sama mengawal proses ini,” ujarnya.
Ungkapnya, jika kemudian dipandang ada perbedaan hasil, tempuhlah jalur konstitusional, ke Mahkamah Konstitusi. Jangan membuat suasana gaduh.
” Mari kita jaga bersama kerukunan dan kondusifitas daerah kita,” imbaunya.
Senada Peneliti Rumah Nusantara Andreas Sabawa , jelasnya dalam Quick Count , ilmu statistik tidak ada yang salah, bagian dari matematikan. Namun ada beberapa varibel yang menentukan , serta ada margin eror, jika salah menentukan hasilnya akan bias terutama saat pengambilan populasi sampel.
” Jadi kita tunggu hasil resmi seperti apa. Beri ruang bagi KPU bekerja secara baik, ” ujarnya.
(Deasy)