SULUT, ManadoTEMPO – Jenis Minuman tradisional beralkohol Cap Tikus yang kini menjadi primadona petani karena harganya mencapai jutaan setiap galonnya, disisi lain dinilai jado polemik dan sumber masalah karrna menjadi sebab naiknya angka Kriminalitas.
Terkait hal ini, Wakil Ketua DPRD sulut Billy Lombok SH, MAP, kepada sejumlah wartawan, Senin, 13 Januari 2025, mengatakan pemprov harus segera mengambil langkah cepat terkait hal ini guna menelusuri lebih dalam.
Pasalnya jelas legislator Dapil Minsel-Mitra ini, ada banyak jenis minuman keras yang beredar luas di pasaran yang mungkin jauh lebih murah dari Cap Tikus yang mengandung alkohol tinggi yang luput dari perhatian masyarakat.
“Kalau bgitu sesegera mungkin diadakan diskusi publik dengan melibatkan para petani, akademisi serta stakeholder terkait dan melakukan penelitian yang lebih komprehensif supaya mengetahui apa yang menjadi persoalan utama dari kriminalitas. Apakah perlu pihak APH kita bekali dengan sarana dan prasarana yang lebih baik kemudian dibarengi dengan aturan aturan, agar supaya tidak boleh meminum miras dipinggir jalan. Harus diatur dimana dia bisa menikmati miras,” jelas Billy Lombok.
Billy menambahkan, cap tikus harus diberikan ruang sama seperti miras yang berasal dari luar guna menaikan derajat dari cap tikus itu sendiri.
“Itu berarti menaikan derajat cap tikus bukan lagi bagian dari minuman teadisional yang kena paham radikal, tapi sudah menaikan kelas captikus menjadi bagian dari minuman minuman berkelas. Contoh merek Royal buatan bandung, Rum buatan jawa. Kenapa sulut tidak diberikan, ruang padahal itu bagian dari sulut. Jadi itu jangan akibat dari miras merek lain kemudian langsung dijudge ini karena miras captikus,” kata Billy.
Kejadian kriminalitas tinggi di sulut kata Billy menjadi trigger bagi pemerintah tentang miras beralkohol.
“Harus diteropong secara keseluruhan. Contoh di amerika ada JcD di tenese, boleh teman-teman cek apakah angka kriminalitas di sana tinggi yang mungkin diakibatkan oleh JcD, begitu juga Soju di Korea selatan, dan sake dari jepang,” tandasnya.
Lombok kembali mendorong agar pemprov melakukan kajian yang mendalam melibat semua pihak terkait.
(Deasy Holung)