Wabah Virus ASF di NTT Meluas, 356 Ekor Babi Mati

oleh -8124 Dilihat
oleh
Wabah di NTT telah membuat peternak Babi merugi, ini sepenggal foto puluhan babi mati di NTT

NTT, ManadoTEMPO- Sejak Oktober 2024 hingga Februari 2025, tercatat sebanyak 356 ekor babi mati akibat serangan wabah virus ASF (African Swine Fever) atau virus flu babi afrika di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meluas ke 7 kecamatan.

Faktanya, diberanda manadotempo.com akun sosial melintas Vidio grup Berita Sumba Barat Daya, dengan judul: Diserang Virus, BABI MATI di Pasar Ombakomi SBD, NTT.

Terdengar warga NTT dengan nada rendah seorang lelaki menceritakan sembari menunjuk Vidio berserakan tubuh Babi dengan kondisi mati.

“liat ini, berapa ekor memang, sepulu lebe (lebih) ini,” ujarnya sembari mengambil gambar kondisi babi yang sudah mati.

Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan, di Maumere, Senin (10/2/2025) seperti dikutip dari kompas.com, mengakui virus sudah meluas di tujuh kecamatan dengan total kematian babi selama periode Oktober 2024-Februari 2025 sebanyak 356 ekor.

Satriawan menjelaskan, penularan virus tertinggi terjadi di Kecamatan Talibura, dengan jumlah kematian mencapai 128 ekor babi.

Baca juga:  PT Adira Finance Gandeng Mitra Strategis Tanam 3500 Mangrove

Diikuti oleh Kecamatan Alok Barat dengan 115 ekor, Palue 80 ekor, Alok 11 ekor, Kangae 10 ekor, Nita 4 ekor, dan Magepanda 3 ekor.

“Tren kematian babi meningkat, dan hari ini kami mendapatkan laporan dari Kecamatan Palue, sehingga kasus kematian babi terus bertambah,” kata Satriawan.

Hingga saat ini, Satriawan menegaskan bahwa belum ada vaksin untuk virus ASF.

Satu-satunya langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan biosecurity.

Namun, ia mengungkapkan kendala yang dihadapi, yaitu ketidakpatuhan peternak terhadap imbauan pemerintah. “Babi yang sakit saja masih dikonsumsi dan dijual.

Bagaimana kita bisa melakukan pencegahan jika perilaku masyarakat kita seperti itu?” tandasnya.

Satriawan juga meminta agar babi yang mati harus dibakar dan dikubur, serta tidak dibuang sembarangan ke lingkungan seperti jalan, laut, kali, kebun, dan tempat lainnya.

(Kompas.com/tonny mait)

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.