ManadoTEMPO-Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus melakukan rapat dengan Komisi terkait bersama Pemerintah Bolmong membahas soal irigasi dan waduk.
Hal ini berhubungan erat soal program swasembada pangan dan beras di Sulut. Dimana terdapat PT Kawasan Industri Bolaang Mongondow (Kimong) yang memotong lahan yang diperuntukkan untuk pertanian dan ditegaskan Gubernur Yulius perlu ada langkah evaluasi hukumnya.
“Karena kita sudah cek di lokasi. Bahwa kita untuk menuju swasembada pangan dan beras kita masih perlu dan butuh banyak sekali lahan. Disisi lain, kita punya waduk dan kita punya irigasi yang hampir tidak berfungsi karena terpotong Kimong, kawasan industri Bolmong. Nah, kalau nanti kawasan industri jadi maka irigasi itu sia-sia,” ungkap Gubernur Sulut ini kepada wartawan.
Gubernur menyayangkan, ada lahan pertanian yang bisa meningkatkan produktivitas beras tapi berpotensi hilang imbas Kimong.
“Ada 600 hektar lebih akan hilang. Kan ini sayang, hingga ini perlu evaluasi kajian terkait dengan itu, kenapa bisa ada? Terkait dengan RTRW 2014 Kimong itu adalah daerah pertanian. Tapi, sebelum kita mengambil langkah kita mengundang pemerintah Bolmong,” imbuh Gubernur Yulius.
Tidak sampai situ, Gubernur pun akan melakukan evaluasi soal lahan pertanian tapi berubah menjadi kebun kelapa sawit di wilayah Bolmong yang memakan lahan hingga 350 hektar.
“Ada kebun kelapa sawit di Bolmong juga akan menjadi evaluasi kita. Karena dulunya wilayah itu adalah lahan pertanian. Dan hingga saat ini dan sudah bertahun tahun lahan 350 hektar, kurang lebih, menjadi kebun kelapa sawit. Yang notabenenya, kebun kelapa sawit itu tidak memberikan kontribusi terhadap pemerintah daerah dan masyarakat,” beber Gubernur Yulius.
“Hal ini akan menjadi pokok evaluasi kita, karena kita sedang mengejar ketahanan pangan dan swasembada pangan karena lumbung pangan kita berada di wilayah Bolmong,”kunci Gubernur Sulut ini.
(tonny mait)