Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Runtuwene Tiada Henti Temui Warga Lakukan Edukasi

oleh -58 Dilihat
oleh
Ketua Komisi IX DPR RI, asal Sulut, Felly Estelita Runtuwene, SE

 

SULUT, ManadoTEMPO – Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, SE kembali turun ke dapil ( Daerah Pemilihan ) untuk melakukan edukasi sekaligus menemui langsung masyarakat.

Terpantau, Kamis, 30 Oktober 2025, Srikandi Nasdem ini kembali temui warga masyarakat disejumlah wilayah di Kota Manado.

Pada pertemuan bersama sejumlah tokoh agama dan masyarakat, Felly memberikan edukasi terkait dengan Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri dan Migrasi Aman .

Jelasnya , fenomena maraknya tenaga kerja indonesia asal sulut yang bekerja secara ilegal di kamboja dan negara lain menjadi perhatian serius banyak pihak.

Tak pelak hal ini pun menjadi perhatian Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene. Dalam beberapa kesempatam tatap muka, Srikandi DPR RI mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan agar tidak tergiur kerja di luar negeri ilegal.

Terang anggota DPR RI ini, perlunya mengedukasi calon pekerja migran Indonesia (PMI) tentang persiapan, administrasi, serta hak dan kewajiban mereka, dengan penekanan pada penggunaan jalur resmi untuk menghindari penempatan ilegal dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Dia mengungkapkan, ada tiga negara yang tidak ada kerja sama dengan negara Indonesia, yaitu Myanmar, Kamboja, dan Laos.

“Ini tidak ada kerja sama dengan negara kita. Apa artinya ketika kita punya orang-orang atau masyarakat kita, saudara kita pergi ke negara tadi? Ilegal. Jadi ini harus menjadi perhatian kita bersama,” tegas Felly dalam Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri dan Migrasi Aman di Kantor DPW NasDem Sulut

Baca juga:  Rotasi Kepemimpinan, Kunci Penyegaran Birokrasi di Kota Tomohon

Felly mengatakan, hal ini yang perlu menjadi perhatian bersama. “Marilah kita ada kepekaan. Kepekaan untuk mengingatkan satu dengan yang lain,” katanya mengingatkan.

Felly mengungkapkan, jika pekerja ini kalau sudah di sana, maka yang terlibat tidak hanya Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, tapi juga dari Duta Besar, hingga Kementerian Luar Negeri akan terlibat semua.

“Makanya kami minta semuanya ini harus pergi secara legal. Jadi semuanya terdaftar, kalau terdaftar lebih gampang perlindungan warga negera kita,” ujar Felly.

Felly mencontohkan, kemarin dirinya melaksanakan kegiatan yang sama di Tomohon dalam organisasi gereja. Saat itu ada yang menyampaikan, “Ibu boleh bantu keluarga ini anaknya sudah meninggal di Kamboja tapi sudah dua bulan belum kembali jasadnya.”

“Saya bilang Kamboja memang tidak ada kerja sama. Sekarang siapa yang mau dihubungi di sana? Harus ada dulu jalurnya supaya kita bisa minta bantuan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Apa boleh buat ini sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur. Tapi ini lah kalau sudah jadi maslaah negara harus hadir di sana, tapi sudah disampai-sampaikan banyak sekali masyarakat kita dorang bilang kumabal,” ungkap Felly.

“Maunya semuanya instan, diiming-imingi Rp 10-15 juta mau kong dorang kase biar dorang pe anak,” tambahnya.

Felly juga mengingatkan peran pemerintah sampai di tingkat desa. “Saya bilang mereka keluar ini tentu ada namanya surat jalan, ada proses yang harus dipenuhi kalau tidak maka tidak keluar paspor. Tapi apa yang terjadi, jadi inilah dari kepala desa, lurah ini ada kaitan erat mereka juga menyumbang hal-hal yang tidak kita inginkan tadi. Anak-anak kita bisa sampai ke Kamboja ke Myanmar sementara tidak ada kerja sama dengan pemerintah Indonesia,” tandasnya.

Baca juga:  Hebat!!! Pakai Baju Adat Minahasa, Mono Turang Baca Teks Proklamasi di Upacara HUT RI ke 80 di Tomohon

Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, menyoroti betapa pentingnya peran pemerintah, mulai dari tingkat provinsi hingga desa dan kelurahan, untuk mencegah pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal. Ia mengungkapkan bahwa banyak kasus tragis yang menimpa PMI belakangan ini terjadi karena masalah di tingkat administrasi di tingkat akar rumput.

“Penting sekali peran pemerintah daerah sampai tingkat desa. Kenapa? Karena biasanya mereka yang mengeluarkan izin untuk warga bisa keluar negeri. Di sinilah kita harus gencar menyosialisasikan bahaya PMI ilegal agar tidak ada lagi korban berjatuhan,” tegas Felly.

“Coba bayangkan, kasus-kasus belakangan ini menunjukkan mereka dipekerjakan di beberapa negara, terutama Kamboja, hanya untuk menipu masyarakat kita sendiri. Ini sesuatu yang tidak bisa mereka tolak karena mereka terjebak dalam ‘semacam mafia’. Apa pun yang diperintahkan harus mereka lakukan. Saya yakin, sebenarnya mereka tidak mau melakukan itu. Tapi karena paksaan dari orang-orang tidak bertanggung jawab itu, mereka dicuci otak dan harus melakukannya. Ini yang harus kita pedulikan bersama sebagai sesama warga Sulawesi Utara,” tegasnya.

(Deasy Holung)

No More Posts Available.

No more pages to load.