ManadoTEMPO-Desa Pedakbaru, Yogyakarta jadi ajang mempertemukan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Kristen di Indonesia untuk menyusun rencana aksi berbasis kebutuhan lokal dengan ide-ide segar yang kreatif dan aplikatif.
Melalui student Camp Badan Koordinasi Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Kristen Indonesia (BK2PTKI) 2025 akhirnya tiga mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) menyapu bersih posisi Juara 1, 2, dan 3.
Adalah, Ruvellino Pascuines Issack Mangindaan yang akrab disapa Upe, mahasiswa Prodi Manajemen angkatan 2023 mampu meraih Juara 2.
Putra Dr Harley Mangindaan dan Seyla Kudati SE ini membawa pendekatan komprehensif melalui program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis komunitas seperti Tim Penggerak PKK untuk mengolah produk berbahan dasar lele yang adalah komoditas unggulan desa.
Upe sedikit bercerita, sejak bulan Mei lalu turun ke desa di Yogyakarta untuk mengenal dan mempelajari potensi desa sekaligus menjadi pendamping warga desa mengangkat potensi bidang perikanan, bagaimana potensi tersebut mampu memberikan dampak peningkatan perekonomian masyarakat.
“Selama studi keliling di desa yogyakarta dengan bertemu tim penggerak PKK dan UMKM, akhirnya berhasil menjadi terbaik kedua mengimplementasikan ilmu dilanjutkan presentasikan ke juri,” terang cucu EE Mangindaan ini.
“Kami ingin desa ini punya identitas kuat sebagai Kampung UMKM Kuliner. Produk lokalnya bukan hanya dijual, tapi punya cerita dan kebanggaan. Kami menciptakan ekosistem pemberdayaan berkelanjutan, dengan ibu-ibu PKK sebagai aktor utama karena perubahan terbaik datang dari mereka yang paling memahami kebutuhan desa,” ujar Upe.
Lanjut Upe, dengan membuka forum desa menjadi ruang dialog menggali aspirasi warga untuk memetakan potensi desa, mencakup UMKM aktif, produk unggulan, sumber daya manusia.
Sementara melalui jejaring sosial yang sudah ada untuk menerapkan strategi transaksi produk melalui sarana media sosial.
“Untuk pemberdayaan, warga mengikuti pelatihan UMKM mulai manajemen usaha, legalisasi produk (seperti PIRT), sertifikasi halal, teknik pengemasan, fotografi produk, hingga promosi digital. Inovasi produk lokal pun dikembangkan, seperti Lele Finger, Abon Lele Pedak Baru, dan Peyek Duri Lele. Fase ini juga memperkuat kemitraan dengan universitas, pemda, dan LSM,” jelas Upe sembari dipenghujung studi digelar Pedak Baru Fest, festival kuliner desa yang diharapkan menjadi acara tahunan dan ikon desa.
(tonnymait)





