ManadoTempo, Tomohon,
Upaya Pemerintah Kota Tomohon untuk menekan volume sampah terus digencarkan. Salah satunya lewat kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Tutorial Pembuatan Kompos pada Kompos Bag yang saat ini dilaksanakan di Kecamatan Tomohon Tengah.
Kegiatan yang menyasar ibu-ibu rumah tangga dan kelompok PKK ini mendapat sambutan luar biasa. Selama sepekan pelaksanaan di sembilan kelurahan, peserta tampak antusias mengikuti materi hingga praktik langsung membuat kompos dari sampah organik rumah tangga.
Sebagai narasumber utama, Kabag Administrasi Pembangunan Setda Kota Tomohon, Harriyet Marzan, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari Proyek Perubahan (PKA) yang digagasnya untuk mendorong masyarakat beralih dari kebiasaan membuang sampah menjadi mengolah sampah bernilai guna.
“Sekitar 70 persen sampah rumah tangga adalah sampah organik. Kalau ini bisa diolah jadi kompos, maka volume sampah yang dibuang ke TPA akan berkurang drastis. Kita mulai dari rumah, dari hal kecil yang berdampak besar,” ujar Harriyet Marzan.
Menurutnya, program ini bukan sekadar sosialisasi, tapi langkah nyata agar masyarakat Kota Tomohon bisa belajar memilah dan mengolah sampah sendiri. Harriyet juga mengapresiasi dukungan Camat Tomohon Tengah yang ikut mendorong pelaksanaan kegiatan ini sebagai contoh bagi kecamatan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua TP-PKK Kecamatan Tomohon Tengah menyerahkan kompos bag secara simbolis kepada Lurah Kamasi Satu, sebagai tanda dimulainya gerakan pilah-olah sampah di tingkat kelurahan.
Menariknya, kegiatan ini berhasil menumbuhkan semangat baru di kalangan ibu-ibu. Bahkan, sejumlah peserta langsung bergabung menjadi Relawan Pembuat Kompos Kota Tomohon, yang berkomitmen mengolah sampah organik secara mandiri di rumah masing-masing.
“Kami senang sekali bisa belajar langsung cara membuat kompos. Ini bermanfaat buat lingkungan dan juga untuk tanaman di rumah,” ujar salah satu peserta.
Ke depan, program ini akan dilaksanakan secara masif di seluruh wilayah Kota Tomohon. Harriyet optimistis jika gerakan ini dijalankan bersama, Tomohon bisa menjadi kota terdepan dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
“Gerakan ini bukan hanya soal kebersihan, tapi soal perubahan perilaku. Kalau semua bergerak, Tomohon bisa jadi contoh bagi daerah lain,” tutup Harriyet Marzan.





