Rawat Warisan, Gubernur Yulius: Desember Jadi Bulan Budaya Sulut

oleh -2911 Dilihat
oleh

ManadoTEMPO-Seniman dan budayawan Sulawesi Utara (Sulut) akan tampilkan ekspresi mereka memperkenalkan berbagai budaya lokal, seperti tarian, nyanyian, syair, dan simbol-simbol budaya dan lainnya.

Dimana Gubernur Sulut Yulius Selvanus merangkul seniman dan budayawan Sulut sekaligus menetapkan Desember 2025 menjadi Bulan Budaya Sulut.

Gubernur Yulius melihat dengan adanya Bulan Budaya Sulut akan juga menjadi momentum untuk melestarikan tradisi dan budaya lokal, serta memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda.

Hal ini pun sekaligus menunjukkan Pemprov Sulut nyata akan kesungguhannya merawat warisan budaya dengan memberi ruang luas bagi seniman untuk berekspresi.

Ditetapkannya Desember Bulan Budaya itu saat malam kebersamaan Gubernur dan para seniman budayawan di Wisma Negara Bumi Beringin, Manado, Selasa 21 Oktober 2025.

Kebersamaan itu pun menjadi ruang awal bertukar gagasan berkaitan dengan pengembangan dunia seni dan pelestarian kebudayaan di daerah Nyiur Melambai ini.

Gubernur Yulius mengingatkan, Pekan Kebudayaan Sulut 2025 yang akan berlangsung 5–12 Desember 2025 bukan sekadar agenda seremonial, tapi gerakan bersama meneguhkan jati diri daerah.

Baca juga:  Rapat Koordinasi Program Dinsos Tomohon dan Sosialisasi DTSEN Digelar di Kantor Wali Kota

“Budaya adalah akar yang menegakkan pohon kehidupan masyarakat kita. Selama akar itu dijaga, Sulawesi Utara akan terus tumbuh kokoh,” terang Gubernur Yulius dilanjutkan puisi sarat pesan cinta terhadap tanah kelahiran dan seruan untuk menjaga api kebudayaan agar tidak padam oleh zaman karya Gubernur Yulius.

Lebih jauh, rencana digelarnya pekan kebudayaan Desember 2025 nanti akan menjadi ajang pentas budaya dan seni lintas daerah se-Sulut. Pasalnya, pekan budaya dirancang dengan melibatkan komunitas seni dan budaya Sulut serta pameran kriya dan kuliner khas daerah, hingga lokakarya kreatif yang melibatkan pelajar, dan pegiat budaya.

Gubernur Yulius menegaskan, budaya adalah denyut kehidupan dan terus hidup.
“Untuk itu mari kita rawat bersama, bukan hanya di panggung, tapi juga dalam cara kita berpikir dan bertindak. Posisi Sulut sebagai poros kebudayaan dan ekonomi kreatif di kawasan timur Indonesia, jadi nilai-nilai budaya harus menjadi pondasi moral dalam pembangunan, bukan sekadar hiasan seremoni tahunan,”jelas Gubernur Yulius.

Baca juga:  PKB Wilayah Mapatu Satu Sukses Gelar Lomba Baca Mazmur dan Bintang Vokalia

Di satu sisi, dampak ekonomi di pekan kebudayaan Sulut nanti akan menggerakkan pelaku usaha UMKM dengan berbagai produk unggulan, kuliner tradisional, kerajinan lokal, hingga produk kreatif masyarakat. Tentunya kehadiran para UMKM membawa nuansa meriah dan menjadi daya tarik bagi pengunjung.
(tonnymait)

No More Posts Available.

No more pages to load.