Sherly Tjanggulung Dorong Pemerintah Tingkatkan Ekspor Pisang Abaka

oleh -48 Dilihat
oleh
Sherly Tjanggulung anggota Komisi 3 DPRD Sulut

TALAUD, Manado Tempo – Daerah Kepulauan Talaud yang berbatasan dengan negara Filipina ternyata menyimpan segudang potensi di bidang pertanian dan bisa menjadi komoditas ekspor andalan Sulut.

Untuk itu anggota DPRD Sulut Dapil Nusa Utara Sherly Tjanggulung, mendorong agar pemerintah mampu meningkatkan ekspor serta mengangkat potensi kepulauan Talaud yakni Pisang Abaka yang pada akhirnya mewujudkan pengembangan daerah perbatasan Talaud dan mendukung program pemulihan ekonomi nasional di wilayah perbatasan.

Pisang Abaka (Talaud)

“Saya tentunya berharap perhatian serius dari Pemerintah dalam upaya meningkatkan potensi ekspor pisang Abaka yang banyak terdapat di Talaud. Buka seluas luasnya ekspor keberbagai negara,”harap Srikandi Nasdem ini.

Tjanggulung menjelaskan jika pisang abaka adalah salah satu komoditas terbaru ekspor dari Talaud adalah tanaman dengan nama latin musa textilis famili musaceae atau jenis pisang pisangan.

Selain itu katanya serat dari pelapahnya sangat kuat hingga diekspor sebagai bahan baku pembuatan tali tambang kapal karpet, maupun souvenir bahkan bahan dasar tekstil dan kertas.

“Sebelumnya ini merupakan tanaman liar namun saat ini sudah di budidayakan oleh masyarakat . Apabila serat abaka diproduksi dengan sekala besar, maka akan menambah deretan komoditas potensial eksport darinkepulauan Talaud setelah kelapa, kopra,cengkih dan pala.”ujar Tjanggulung.

Tambah Srikandi yang dikenal getol memperjuangkan aspirasi masyarakat ini dengan cukupnya edukasi dan pengetahuan warga Talaud dapat memperlancar proses bisnis ekspor.

Dilansir antara.com Inspektur Jendral (Irjen) Kementan RI, Jan S Maringka, saat berada di Sulut beberapa waktu lalu sempat mengunjungi Talaud dan menyempatkan diri bertemu dan berdialog dengan petani yang mengembangkan serat Abaka (Musa Textilis) di daerah tersebut.

Sebagai salah satu pulau terluar RI, Jan Maringka sangat berharap muncul Ekspor komoditas pertanian dari wilayah perbatasan.

“Kami mendukung penuh pengembangan serat Abaka di daerah ini,” katanya.

Jan Maringka sangat menyayangkan, sebagai tanaman endemis Talaud yang permintaan pasarnya besar, namun serat abaka tidak bisa diekspor karena terkendala sarana produksi.

“Dari laporan petani yang saya dapat, mereka butuh mesin pemintal untuk disebar di beberapa titik kebun agar produksi serat abaka dapat maksimal, mengingat medannya cukup sulit di sana” kata Jan Maringka.

Selaku Irjen Kementan, Ia akan berkoordinasi dengan jajaran Dirjen Di Kementan agar solusi petani di Talaud ini dapat terpecahkan.

Dia optimis, apabila pengembangan serat Abaka ini dioptimalisasi akan mendorong peningkatan kesejahteraan petani yang membudidayakan komoditas ini.

“Saya sudah sampaikan juga ke Bupati Talaud dan Kepala Dinas Pertanian, agar pengembangan serat abaka ini menjadi prioritas Pemda Talaud,” ujar Jan Maringka.

Kementan akan bantu dan juga meminta agar Karantina Pertanian Manado untuk terus mengawal agar serat abaka ini dapat menjadi komoditas ekspor unggulan dari Sulawesi Utara,” kata Jan Maringka.

Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih, mengatakan, semoga dukungan dari Irjen Kementan dapat segera terealisasi agar Serat Abaka kembali dapat diekspor.

“Permintaan pasarnya sudah ada terutama ke Jepang,” tambah Donni. (DESI)

No More Posts Available.

No more pages to load.